MAKALAH
EKONOMI
Tentang
PENDAPATAN PERKAPITA NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA
Disusun Oleh :
KELAS X-U
1. DEWI MASULAH
2. ELY RAHMAWATI
3. NADZOFAH ISMUD D.Z.
4. NANING PUJI RAHAYU
5. SITI KHALIATUN HANIFAH
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI
(MAN) KEDIRI 1
Jl. Raya Tarokan Telp./Fax. (0354) 775153 Kediri
E-mail : MAN1_Kediri@yahoo.com
Tahun Pelajaran 2012 / 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita diperoleh dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduknya. Pendapatan per kapita juga merefleksikan produk domestik bruto (PDB) per kapita.
Pendapatan per kapita itu sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara. Semakin besar pendapatan per kapitanya, makin makmur negara tersebut.
Di tengah demonstrasi buruh marak menuntut kenaikan upah minimum, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru. Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia, menurut BPS, meningkat selama tiga tahun terakhir, rata-rata naik 12,9 persen per tahun.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menambah wawasan masyarakat dalam memahami bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia yang tercermin dari pendapatan per kapita Indonesia dari tahun ke tahun.
Tujuan lain dari penulisan ini juga untuk memenuhi tugas berupa tulisan mata kuliah Perekonomian Indonesia yang adaptif terhadap pengembangan softskill.
C. Rumusan Masalah
1. Definisi dan perhitungan pendapatan per kapita
2. Bagaimana pendapatan per kapita Negara negara ASEAN pada tahun 2010?
3. Bagaimana perbandingan pendapatan per kapita Negara Indonesia dengan Negara ASEAN lainya?
4. Bagaimana pengaruh pendapatan per kapita Indonesia terhadap perekonomian Indonesia?
5. Bagaimana target yang ditetapkan untuk pendapatan per kapita Indonesia beberapa tahun ke depan?
6. Usaha apa saja yang perlu dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk mencapai target pendapatan per kapita yang telah direncanakan?
BAB II
ISI
A. Definisi
Pendapatan perkapita adalah jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam sebuah negara pada suatu periode tertentu. Biasanya, dihitung setiap periode satu tahun. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan rata-rata penduduk, pendapatan nasional dihitung dari jumlah seluruh pendapatan penduduk negara tersebut.
Oleh sebab itu, jumlah penduduk praktis akan mempengaruhi jumlah pendapatan perkapita suatu negara. Pendapatan perkapita dapat juga diartikan sebagai jumlah nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu (biasanya 1 tahun).
B. Penghitungan
Cara menghitung pendapatan perkapita adalah menjumlahkan pendapatan seluruh penduduk suatu negara pada tahun tertentu. Kemudian, dibagi dengan dengan jumlah penduduk negara yang bersangkutan pada periode tahun yang sama.
Pendapatan perkapita biasanya dihitung dari Produk Nasional Bruto (PNB) atau GDP (Gross Domestic Product). Suatu negara dikatakan makmur apabila salah satu indikator pentingnya, yaitu pendapatan perkapita, tinggi.
C. Pendapatan Perkapita Negara-Negara di Dunia
Bank Dunia mengelompokkan negara-negara di dunia berdasarkan tinggi rendahnya pendapatan perkapita.
1. Low income economies. Negara dengan pendapatan rendah yang memiliki PNB perkapita ≤ US$ 520.
2. Lower-middle economies. Negara dengan pendapatan menengah ke bawah yang memiliki PNB perkapita US$ 521-US$ 1.740.
3. Middle economies. Negara dengan pendapatan menengah yang memiliki PNB perkapita US$ 1.741-US$ 2.990.
4. Upper-middle economies. Negara dengan pendapatan menengah tinggi yang memeiliki PNB perkapita US$ 2991-US$ 4870.
5. High income economies. Negara dengan pendapatan tinggi yang memiliki PNB perkapita US$ 4.871-US$ 25.480 atau lebih.
D. Pendapatan perkapita negara-negara ASEAN
Berdasarkan data yang saya ambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/List_ of_countries_by_GDP_(PPP)_per_capita.
Negara Singapura masih menjadi negara dengan pendapatan perkapita tertinggi di ASEAN dengan US$ 57,238, disusul dengan Brunei dengan pendapatan perkapita US$ 47,200. Di urutan ketiga Malaysia dengan pendapatan perkapita US$ 14,603. Di urutan keempat Thailand dengan pendapatan perkapita US$ 8,643. Disusul indonesia dengan pendapatan perkapita US$ 4,380. Di urutan keenam Philippines dengan pendapatan perkapita US$ 3,725. Vietnam berada di urutan selanjutnya dengan pendapatan perkapita US$ 3,123. Di urutan kedelapan, laos dengan pendapatan perkapita US$ 2,435. Burma berada pada uurutan ke Sembilan dengan pendapatan perkapita US$ 1,900. sedangkan Negara Kamboja menjadi negara dengan pendapatan perkapita terendah di ASEAN.
International Monetary Fund (2010)
No. Negara Pendapatan Perkapita
1 Singapore US$ 57,238
2 Brunei US$ 47,200
3 Malaysia US$ 14,603
4 Thailand US$ 8,643
5 Indonesia US$ 4,380
6 Philippines US$ 3,725
7 Vietnam US$ 3,123
8 Laos US$ 2,435
9 Burma US$ 1,900
10 Kamboja US$ 2,086
Perbandingan PDB dan Pendapatan Per Kapita Indonesia dengan Negara Lain Perbandingan PDB dan Pendapatan Per Kapita Indonesia dengan Negara Lain Penyajian Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB) dari berbagai sektor dirinci menurut nilai tambah dari seluruh sektor ekonomi, yang mencakup sektor pertanian, pertambangan, industri, listrik, gas dan air, konstruksi, perdagangan, pengangkutan, lembaga keuangan, dan jasa-jasa. Sedangkan PDB dan PNB menurut penggunaan dirinci menurut komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, dan ekspor neto.
PDB dan PNB sangat diperlukan untuk menentukan besarnya pendapatan per kapita (per capita income). Pendapatan per kapita adalah pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk dalam suatu negara selama kurun waktu setahun, atau ditentukan oleh besarnya pendapatan nasional dan jumlah penduduk.
E. Wawasan Ekonomi
Perkembangan ekonomi dihitung berdasarkan Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB). Setelah kemerdekaan, PDB baru mulai diestimasi pada tahun 1950. Pendapatan per kapita dapat dihitung sebagai berikut.
Untuk dapat mengetahui perkembangan PDB per kapita, berikut ini disajikan data PDB per kapita dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2005. Tinggi rendahnya PDB atau PNB dan pendapatan per kapita suatu negara oleh Bank Dunia dikelompokkan ke dalam empat kelompok berdasarkan pendapatan per kapita pada tahun 2003, yaitu sebagai berikut.
Kelompok negara berpendapatan rendah (low income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita sekitar US$ 675 atau kurang. Kelompok negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US$ 675 sampai dengan US$ 2.695. Kelompok negara berpendapatan menengah tinggi (upper middle income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US$ 2.696 sampai dengan US$ 8.335. Kelompok negara berpendapatan tinggi (hight income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US$ 8.335 atau lebih. Pendapatan per kapita suatu negara dinyatakan dengan nilai tukar uang luar negeri atau dalam dolar Amerika Serikat. Dengan cara demikian kita dapat membandingkan pendapatan per kapita suatu negara dengan negara lain, terutama negara-negara sekitar yang berdekatan, misalnya Indonesia di antara negara-negara ASEAN. Perbandingan ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran kedudukan negara yang bersangkutan di antara negara-negara lain.
Umumnya negara yang masih berkembang mempunyai pendapatan per kapita yang rendah. Rendahnya pendapatan per kapita pada negara yang sedang berkembang dikarenakan beberapa hal sebagai berikut.
1. Tingkat pendidikan yang rendah, sehingga pengetahuan yang diperoleh sedikit. Keterampilan dan kecakapan yang rendah, sehingga kekurangan tenaga ahli.
2. Modal yang dimiliki relatif sedikit.
3. Kekurangan akan sumber alam.
4. Kemalasan dan ketidakdisiplinan seseorang.
5. Sikap yang tidak mendorong berproduksi.
Dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand, negara kita tertinggal jauh. Pada tahun 2004 pendapatan per kapita negara kita US$ 900, sementara Malaysia US$ 3.900. Jika ekonomi kita tumbuh 5% setahun, 25 tahun lagi negara kita baru setara Malaysia saat ini.
Pendapatan Negara Indonesia selama 3 tahun terakhir
Tahun Pendapataa Per Kapita
2008 US$ 2.269,9
2009 US$ 2.590,1
2010 US$ 3.000,0 (Prediksi BPS)
Negara Indonesia setiap tahun mengalami pertumbuhan ekonomi positif, artinya negara kita mengalami tambahan pendapatan setiap tahun. Hal itu dapat dilihat dari tabel di atas. Pada tahun 2008 Indonesia mempunyai pendapatan perkapita US$ 2.269,9. Pada tahun 2010 menurut prediksi BPS, Indonesia kan memiliki pendapatan perkapita US$ 3.000,0.
Untuk membandingkan tingkat kesejahteraan suatu negara, kita menggunakan PDB atau PNB per kapita karena perbandingan ini mencakup faktor jumlah penduduk suatu negara. Target Pendapatan Perkapita Indonesia Tahun depan. Pada tahun 2012, ekonomi Indonesia diperkirakan akan mengalahkan belanda yang notabene telah menjajah Negara Indonesia selama 350 tahun. Ini merupakan satu prestasi yang sangat membanggakan bagi kita. Jika kondisi politik dan ekonomi relatif stabil, maka pada akhir 2013 yang akan datang Indonesia di-prediksikan mencapai pendapatan perkapita USD 5.000. Inilah satu bukti pertama kalinya Indonesia akan menembus 100 Negara dengan pendapatan perkapita terbesar di dunia.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menargetkan pendapatan per-kapita Indonesia tahun 2015 mencapai 5.500 USD atau meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 2011 lalu yang masih bekisar 3.500-3.600 USD. Target ini disesuaikan dengan berbagai program pemerintah terkait peningkatan perekonomian rakyat seperti program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EIDalam tiga tahun kedepan, katanya, Pemerintah RI harus sudah mampu meningkatkan perekonomian rakyat yang signifikan. Satu pekerjaan memang tidak gampang, tetapi bisa dicapai. Pendapatan perkapita kita 3.500 hingga 3.600 USD pada tahun 2011 lalu. Dan pada 2015 mendatang, pendapatan per-kapita Indonesia diharapkan bisa mencapai 5.500 USD.
Oleh sebab itu, demikian Hatta yang juga Ketua Umum partai berlambang matahari bersinar (PAN) itu, pemerintah secara bersama-sama harus mampu membangun koridor satu wilayah Sumatra, yang pertama yakni membangun dan perbaikan jalan dari Aceh hingga ke Lampung.
Selain itu, kata Hatta, demi menyukseskan program MP3EI, pemerintah juga akan membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau, paling tidak klaster atau "kantung" pertumbuhan industri serta membangun tiga pelabuhan baru dan memperbaharui pelabuhan yang telah ada seperti Pelabuhan Internasional Dumai serta Pelabuhan Kuala Enok.
"Juga membangun kembali pusat industri, hilirisasi, manufaktur industri hilir. Semua harus kita bangun. Oleh sebab itu, diminta semua pihak agar bahu-membahu menyukseskan program ini," katanya.
Apabila semua terlaksana dengan baik, bukan tidak mungkin pertumbuhan Indonesia secara keseluruhan akan mengalami peningkatan yang kian pesat. Memang untuk setiap tahunnya perdapatan per-kapita Indonesia terus mengalami peningkatan, namun masyarakat mengharapkan adanya pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik lagi.
F. Solusi untuk Mencapai Target Pendapatan Perkapita Indonesia USD 5000
Sering sekali kita dengar baik itu berita dari siaran televisi, radio maupun media cetak lainnya tentang kondisi Perekonomian di Indonesia. Baik itu yang di soroti secara negative maupun positif. Tetapi lebih sering kita dengar dan kita lihat yang disoroti oleh media adalah hal-hal yang bersifat negative sehingga hal-hal positif seakan-akan tidak pernah ada di Indonesia ini. Didalam dunia politiksering juga kita mendengar dan melihat bahwa sanya hal-hal yang bersifat positif ini sangat sedikit di perbincangkan, apakah yang dapat diperbincangkan itu hanya yang bersifat negative atau istilah lain selalu yang kurang baik. Tapi benar untuk kita ketahui bahwa hal yang kurang ini akan selalu menjadi pembahasan terpenting agar bagaimana hal negatif tersebut menjadi positif.
Jika kita dapat berbicara tentang hal yang positif yang sudah dicapai oleh Negara kita ini, bahkan dalam tarafglobal, ini akan membuat kita dan generasi-generasi Indonesia akan semakin antusias dalam menghadapi perekonomian sekarang ini.
Sebagai contoh dalam hal ekonomi. Pada tahun 2011 indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat :
1. Indonesia Berhasil menembus pendapatan per-kapitaUSD 3,500
2. Indonesia berhasil mencapai investment grade, bahkan Indonesia satu-satunya Negara asia tenggara yang masuk dalam jajaran kelompok Negara G20. Ini merupakan suatu kebanggan.
3. Bahkan dengan GDP sebesar USD 834 Miliar, Indonesia kini duduk di posisi 17 ekonomi terbesar di dunia di atas, Turki, Swiss, Swedia, Arab Saudi, Taiwan, Thailand, Singapura, dan Malaysia.
Menurut data dari Asian Development Bank (ADB), antara tahun 2002-2008 ada sekitar 102 juta jiwa kelas menengah baru di Indonesia. Tingkat kemakmuran dan daya beli rakyat Indonesia akan makin meningkat pesat. Daya tarik pasar kelas menengah Indonesia yang cukup melesat pada akhir-akhir ini. Terbukti semakin menggiurkan bagi para pemain kelas dunia untuk berlomba-lomba menjaring rupiah di Indonesia.
Buktinya, Launching produk-produk baru smartphonebeberapa merek ternama pun kini diadakan di Indonesia. Dengan kata lain, pasaran domestic Indonesia semakin menarik dan menjadi incaran dunia international.
Maka dari itu, akankah itu berarti kita cuman sekedar jadi Negara konsumen yang konsumtif? Mungkin akan menyedihkan jika pertumbuhan kelas menengah sekedar menjadikan Indonesia sebagai pasar dan masyarakatnya hanya jadi pembeli dan tukang belanja. Apakah kita sebagai warga Negara Indonesia yang memiliki warisan dari nenek moyang kita yaitu tanah air Indonesia yang tercinta ini dijadikan ladang oleh Negara lain sedangkan kita hanya jadi penonton dari produk asing? Kita hanya pintar membeli produk tetapi tidak pintar untuk menciptakan produk. Lalu bagaimana solusinya bagi Masyarakat Indonesia?
Semestinya pertumbuhan kelas menengah yang pesat di Negara ini bukan hanya melahirkan generasi konsumtifdan pasar yang siap belanja, tapi juga menumbuhkan generasi kelas menengah baru: Entrepreneur Kelas Menengah Indonesia. Mereka inilah para Entrepreneur5000 yang dating dari kalangan kelas menengah dan siap menghadapi era kebangkitan daya beli nasional pada pendapatan perkapita USD 5.000, karena mereka yang paham benar, bagaimana karakteristik pasar kelas menengah yang lagi berkembang pesat saat ini.
Lahirnya Entrepreneur 5000, ini menjadi satu alternative jawaban masa depan agar kebangkitan kelas menengah dan daya beli bangsa justru bisa memperkuat posisi tawar kita sebagai tuan rumah di Negara sendiri. Lalu, Entrepreneur 5000 ini sekaligus menjadi sebuah tantangan, Apakah UMKM kita siap naik kelas untuk bersaing secara global?
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perekonomian Indonesia memang sedang naik daun. Ketika dunia dilanda krisis, perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh positif, bahkan hingga 4,5 persen pada 2009. Padahal, tahun itu banyak negara mengalami kemerosotan dalam perekonomian. Di Indonesia, jumlah penduduk yang besar tidak lagi dilihat sebagai ”hantu” perekonomian, tetapi sebagai pasar yang besar dan menarik.
Meningkatnya pendapatan per kapita yang diantaranya ditopang kenaikan di sejumlah sektor usaha, terutama tambang itu akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2011 mencapai 6,5 persen. Sepanjang 2011 terjadi pertumbuhan di semua sektor ekonomi.
Namun, tercapainya target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,5 persen itu bukanlah penentu kesuksesan negara dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Peningkatan PDB di Indonesia justru membuat negara semakin miskin sumber daya. Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang mengalami keterpurukan di tengah sumber daya yang melimpah. Indonesia tidak menangani sumber daya alamnya dengan baik.
Pemerintah justru menghancurkan sumber alam dengan terlalu berlebihan mengekploitasinya. Bahkan, pemerintah dinilai tidak mengalokasikannya untuk kepentingan rakyat secara keseluruhan. Pemerintah terlalu terfokus pada upaya meningkatkan PDB. Namun, di sisi lain malah mengorbankan sumber daya alam.
Peningkatan PDB ini malah justru membuat negara semakin miskin. Kondisi itu, justru membuktikan PDB tidak bisa meningkatkan kualitas hidup rakyat. Ada banyak bukti empiris dan studi yang menunjukkan kualitas hidup dan kebahagiaan rakyat tidak ada hubungannya dengan PDB dan kekayaan negara.
DAFTAR PUSTAKA
http://bisnis.vivanews.com/news/read/30496-pendapatan_per_kapita_ indonesia_ us__2_271_2
http://bisnis.vivanews.com/news/read/285894-pendapatan-per-orang-warga-ri-naik-rp3-7-jt
http://economy.okezone.com/read/2010/10/26/279/386413/memahami-statistik-ekonomi-pendapatan-per-kapita-2010
http://finance.detik.com/read/2010/02/10/131037/1296658/4/pendapatan-per-kapita-ri-naik-jadi-rp-243-juta-di-2009
http://indonesiacompanynews.wordpress.com/2011/08/06/akhir-2011-pendapatan-per-kapita-us-3-600/
http://vacancy-carrer.blogspot.com/2012/03/pendapatan-perkapita-indonesia-bakal.html
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 1
C. Rumusan Masalah 1
BAB II ISI 3
A. Definisi 3
B. Penghitungan 3
C. Pendapatan Perkapita Negara-Negara di Dunia 3
D. Pendapatan perkapita negara-negara ASEAN 4
E. Wawasan Ekonomi 5
F. Solusi untuk Mencapai Target Pendapatan Perkapita Indonesia
USD 5000 8
BAB III PENUTUP 10
Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar